2.28.2013

Rindu Berbatik

Sebagai seorang Jogja asli, batik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. Apalagi saya tinggal bersama simbah putri, yang setia dengan kain jariknya. Kain jarik ini sendiri lumrah digunakan untuk menggendong bayi, pakaian sehari-hari, bahkan hingga menutup tubuh mayat sebelum disemayamkan. Dari koleksi batik simbah pula saya mulai berkenalan, dan akhirnya sangat tertarik dengan batik  Selembar kain yang mampu bercerita tentang banyak hal, demikian kesimpulan saya saat itu. Simbah putri saya dulu memang suka sekali menceritakan tentang motif-motif batik yang beliau miliki. Sejak kecil saya telah mendengar bahwa kain batik  dengan motif tertentu hanya boleh digunakan oleh kalangan tertentu, bahwa ada motif tertentu yang digunakan untuk saat tertentu pula. Misalnya ketika seseorang menikah, kain batik yang cocok digunakan adalah motif sidomukti, yang bermakna agar kedua mempelai senantiasa hidup dalam kesejahteraan. Sementara kedua pasang orang tua pengantin menggunakan motif truntum, yang bermakna kasih sayang yang tulus dan semakin hari kian bertumbuh.

Tidak hanya di rumah, batik juga menjadi bagian yang amat diperhatikan oleh institusi pendidikan. Sewaktu SMA, saya mendapat penugasan berkelompok untuk membuat batik. Pak Guru kesenian kami menyediakan kain mori putih, anglo, wajan kecil, malam dan tentu saja canting. Itu menjadi proyek kesenian yang paling berkesan bagi saya. Proses membatik tradisional ini dimulai dengan Nglowong,yakni melekatkan malam di kain mori dengan perantara canting sesuai dengan pola. Proses ini terdiri dari dua tahap, yakni ngengreng yang berarti menggambar di satu sisi kain, kemudian dilanjutkan dengan nerusi yaitu menggambar pada sisi sebaliknya berdasarkan pola yang telah terlihat dari sisi sebelumnya.  Diperlukan ketelatenan besar selama menjalani proses ini, apalagi untuk motif-motif yang rumit. Tahap berikutnya adalah Nembok, yaitu menutup dengan malam bagian-bagian yang hendak dibiarkan berwarna putih. Malam di sini berfungsi sebagai tembok penahan agar tidak ada zat pewarna yang merembes. Tahap berikutnya adalah medel (pewarnaan tahap satu), yaitu mencelup kain ke dalam zat pewarna untuk mendapatkan warna dasar, biasanya berwarna biru tua. Setelah itu, dilakukan proses ngerok atau penghilangan malam dari bagian pola hasil nglowong yang akan diberi warna coklat dengan menggunakan cawuk (pisau tumpul). Berikutnya dilakukan tahap pelapisan yang kedua. Bagian yang hendak dibiarkan berwarna dasar (biru) dilapisi kembali dengan malam. Tahap ini disebut dengan Mbironi, tujuannya
agar bagian berlapis malam tersebut tidak turut berwarna coklat ketika dilakukan proses menyoga (memberi warna coklat pada kain). Tahap terakhir adalah nglorod, atau membersihkan semua lapisan malam yang tersisa dengan merebus kain dalam air mendidih. Proses pembuatan dengan alur yang cukup panjang ini makin menambah kecintaan saya pada batik. Sebab ternyata tidak hanya motifnya yang memiliki makna filosis tinggi, namun proses pembuatannya pun mengajarkan nilai kesabaran dan ketelatenan. Apresiasi saya semakin tinggi terhadap kain batik, tidak hanya dari segi fungsi namun terlebih pada segi budaya dan filosofi.

Memasuki dunia kerja, perjanjian bersedia ditempatkan di mana saja sebagai PNS mengantarkan saya ke Bengkulu. Tanpa diduga, ternyata batik tidak hanya ada di pulau Jawa. Disini saya mengenal Batik Besurek, Batik khas Bengkulu yang memiliki arti bersurat atau tulisan. Disebut demikian karena motifnya bertuliskan kaligrafi Arab. Konon, batik besurek diperkenalkan para pedagang Arab dan pekerja asal India pada abad XVII dan kemudian diwariskan secara turun temurun hingga generasi saat ini. Selain motif utamanya yang berupa kaligrafi, dalam perkembangannya motif dasar batik besurek berkembang menjadi lebih beragam. Salah satunya adalah motif bunga Rafflesia yang menggambarkan bunga Rafflesia Arnoldi sebagai bunga raksasa khas bengkulu. Motif bunga Rafflesia ini merupakan motif utama kain besurek setelah kaligrafi. Ada pula motif burung yang berupa gambar rangkaian huruf kaligrafi yang menyerupai burung. Motif lainnya adalah relung paku dengan bentuk meliuk-liuk, persis seperti tanaman relung paku, juga motif rembulan yang merupakan motif bulat menyerupai rembulan dan biasanya dipadukan dengan motif kaligrafi.

Pak SBY berbatik besurek.


Selama bekerja jauh dari kampung halaman inilah, kerinduan saya pada kampung halaman seringkali muncul, termasuk kerinduan pada batik. Sebab batik bagi saya merupakan bagian dari kenangan indah bersama almarhumah simbah putri, dan keluarga di rumah. Rasanya ada rindu yang sedikit terlunasi ketika berbatik. Oleh karena itu, belanja batik menjadi salah satu kegemaran yang sangat saya nikmati. Beruntunglah saya yang hidup di era serba cepat ini.Jarak geografis bukan lagi sebuah penghalang bagi saya untuk mengobati kerinduan berbelanja batik. Tidak perlu menunggu hingga jatah pulang kampung tiba untuk berkeliling ke toko batik atau butik batik demi menambah
koleksi batik saya. Sebab saat ini, belanja batik online telah menjadi aktivitas yang lumrah dilakukan. Akibat perkembangan ini, mudah sekali menemukan batik cantik dalam satu klik. Berbatik.com sebagai e-commerce batik pertama di Indonesia menyediakan beragam pilihan batik yang dapat kita pesan secara online. Berbatik.com menjadi butik batik tempat berkumpulnya para designer batik dengan ciri khas dan keunikan masing-masing. Dari batik bermotif konvensional hingga batik kontemporer. Dari baju batik wanita, baju batik pria, remaja bahkan hingga anak-anak. Tidak hanya baju, sepatu, tas dan kain batik pun tersedia. Benar-benar menjadi one stop shopping yang memudahkan, all we have to do just click, and done.

Dengan tawaran kemudahan dan beragam pilihan yang memanjakan mata, rasanya sungguh tidak sabar untuk memindahkan batik-batik cantik itu ke dalam keranjang belanja. Apalagi instansi tempat saya bekerja mewajibkan pegawainya menggunakan batik dua kali dalam seminggu, yakni hari Selasa dan Jumat. Sungguh sebuah kebijakan yang saya sambut gembira. Sangat menyenangkan rasanya mendapat kesempatan lebih banyak untuk menggunakan batik yang saya cintai. Apalagi saat ini motif dan model baju batik telah sangat bervariasi. Batik menjadi ikon fashion penting yang luwes dan aplikatif. Batik terlihat menawan dalam acara formal, memberi kesan profesional dan elegan dalam kesempatan semi formal, namun juga tetap penuh gaya ketika digunakan dalam acara santai. Tidak hanya pejabat dan pekerja kantoran yang menggunakan batik saat ini, anak muda pun banyak yang kemudian gandrung dengan batik sebab tampilannya yang makin ciamik. Hal ini patut disyukuri, karena batik pada dasarnya adalah warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan bendawi khas Indonesia, sebagaimana diakui oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Maka sepatutnya upaya pemupukan kecintaan terhadap batik pada generasi muda Indonesia sebagai pewaris budaya makin ditingkatkan. Hal sederhana yang saya lakukan untuk menumbuhkan rasa memiliki dan mencintai batik adalah mengenalkan Fayyadh pada batik sejak dini dengan memakaikan baju batik dalam beberapa kesempatan. Saya ingin, sebagaimana saya, Fayyadh pun memiliki kenangan indah bersama batik sebab kelak, kelestarian budaya ini akan menjadi tanggung jawab generasinya.

Fayyadh berbatik.



-----------
Referensi: http://bengkulu-online.com


--------------------------------


10 comments:

  1. ya ampuuunnnn lupa ikutan ini...DL nya mlm ini yak huhu

    moga menang ya mak :))

    ReplyDelete
  2. iya miiii..ini mepet detlen bgt. makasih ya miii

    ReplyDelete
  3. jiah, telat nih...
    udah tanggal 1 maret

    ReplyDelete
  4. iya mas..udah ganti bulan nih

    ReplyDelete
  5. laaa.. ga tau infonyaaahhh... huhuhu

    gid luck mbak Ayu.. moga menang yaaa..!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga nanti ada event sejenis lagi, dan berkesempatan ikutan yaaaa

      makasiiiiih
      #towel dzaky
      hihihi

      Delete
  6. Aku juga suka batik mba, di kota asalku cirebon...ada satu tempat namanya Trusmi, pusatnya batik loh mba.
    Dan batik cirebon jg gak kalah keren dari batik pekalongan atau solo :)

    ReplyDelete
  7. wah baru denger saya mb pusat batiknya cirebon

    iya mba, batik cirebon juga cantik-cantik
    makasih udah mampir ya mba irma..

    ReplyDelete
  8. waduhhh.. padahal mau ikutan kontes ini :( lupa

    ReplyDelete
  9. yah,sayang banget ya..moga2 tar kl ada kontes sejenis bs ikutan yaa

    ReplyDelete

Menyenangkan membaca komentar dari teman-teman. :D