5.19.2016

dunia di bawah hidungku

mungkin karena aku terlalu sering menunduk,
dan memandang dunia dari layar mungil di bawah hidungku.
dunia yang bernama maya, yang sering membuatku terpesona.

bagaimana tidak?
kebanyakan isinya adalah indah-indah, dan mudah.
sebagian besar yang kusaksikan adalah deret rupa pesona dunia hingga membuatku terlena.
lalu tak sadar terlintas sesal, kadang iri, juga tak jarang keinginan turut berkompetisi.

Menguap syukur yang pada dasarnya tak seberapa,
seolah segala nikmat yang tak dapat diberitakan pada dunia sama dengan tidak ada.

Senja kali ini,
ketika tak ada pilihan bagiku kecuali menyapukan pandang,
kuangkat wajah,
lalu kutemukan deretan rumah papan sederhana, kebun, sawah, sekaligus peluh petaninya,
ternak kurus yang merumput tanpa penjaga, sebuah sekolah di pinggir jalan tanpa fasilitas layak,
juga tawa lepas anak-anak yg bermain lumpur dan tanah liat.

Aku terhenyak
Itulah dunia sesungguhnya.
Dunia dalam pandangan  mata, bukan maya.
Dunia yang menyuguhkan beragam cerita, termasuk duka.

Atas nama kemanusiaan, juga nurani, sungguh malu hati.
Sebab duka itu tak seharusnya dimiliki sendiri.

Betapa telah lama aku tertipu.
aku tertipu,oleh dunia di bawah hidungku

5.13.2016

Cerita bunda

Hari ini bunda membaca tentang seorang abang dan adik perempuannya.
Tanpa sarapan, mereka berdua berjalan 5 km untuk memulung plastik bekas.
Katanya ibu mereka sakit, dan bapaknya memulung ke arah lain.

Nak, abang itu mungkin belum genap 10 tahun.
Dan adik perempuannya yang memakai jilbab besar kedodoran, mungkin baru 5 tahun.
Seusia mas fayyadh sekarang.

Bunda tak kuasa menahan air mata.
Membayangkan perut lapar, panjang perjalanan, tidak sekolah dan tak sempat bermain bersama teman.




Nak,
Bunda menceritakan ini padamu, agar engkau tahu.
Teman-teman dan saudaramu diluar sana memiliki beragam cerita.
Abang dan adik perempuannya tadi hanya sebagian diantaranya.
Ada yang bahkan rumahnya dihancurkan,
dihantui bom dan tembakan.
ada  yang tak memiliki orang tua sejak lahirnya
ada yang harus kehilangan keluarga

sungguh ada jutaan cerita lainnya, yang mungkin tak pernah terbayangkan


Nak,
bunda senantiasa berdoa

agar meski mungil lengan kita, peluk rangkul selalu tersedia
agar meski lirih doa kita, selalu ada rangkaian permohonan
agar meski sedikit dari apa yang Allah titipkan, berbagi menjadi keniscayaan
agar meski tak senantiasa bening hati kita, peduli tak luput mengiringi

bagi mereka,
teman-teman dan saudara dalam jutaan cerita tak terbayangkan.

5.12.2016

Coba Lagi

Assalamualaikum..

(malu-malu)

Betapa canggung menarikan jemari (kembali) di sini.
Setengah tahun tanpa cerita (tutup muka)

Apa yang akhirnya menguatkan untuk (kembali) meniatkan kesungguhan menorehkan catatan?
Sebentuk rindu, tentu.
Dan teriakan dari sebelah hati yang menuntut wujud nyata dari apa yang tertulis disini.
Tentang niat untuk berbagi, menyampaikan pemahaman saat ini, menghindarkan keliru yang tak perlu, paling tidak bagi anak cucu.


Tetap, blog ini akan berisi curhat
sesekali puisi
atau opini tentang sesuatu dari sudut pandang dan pemahaman saat itu.

semoga ada (meskipun sungguh hanya setitik) kemanfaatan, dan jauh dari kesia siaan.