separuh diri mengutuk hatiku saat ini
tak hanya nada dan bunga
bicara pada hening
kadang, telingaku bisa memeluk suaramu
meredam hausmu
namun di beberapa kesempatan, hening memantulkan penggal kisah
hingga sesak dada, lelah jiwa
mengapa jarang sekali kamu bercerita pada Dia?
meski kamu tau tak sedikitpun akan kecewa ketika mendatangiNya
tanpa waktu tunggu, tanpa jeda keluh kesahmu beralih rupa
kini, terasa dahaga yang sulit dinamai
diantara celah hari, celotehmu terus mencari
berharap cerita sederhana menjelma perekat
berharap sepasang telinga sedia melekat
: hatimu yang merindu, kan memandu kemana seharusnya menuju
menemukanku kembali
sekali waktu, aku ingin bercerita padamu
tentang sebuah lagu random yang kutemukan, lalu begitu saja kusukai
tapi entah mengapa, setelah lebih dari selusin kali aku memutar ulang lagunya,
tak terangkai jua kalimat untukku bercerita
beberapa kali aku menemukan hal yang kuharap bisa kubagi denganmu
sebuah buku yang menarik, sebuah cerita yang aku tak setuju namun tak kuasa jujur mengatakan,
sebuah percakapan teman yang bagiku mengandung pelajaran,
bahkan lelucon receh yang tanpa sengaja kutemukan
aku tak tau tepatnya sejak kapan
aku dan perasaanku menjadi prioritas terakhir yang akhirnya kerap kuabaikan
isi kepalaku serakah menguasai sisa sisa energi
diantara berjejal pekerjaan dan segala hal bertajuk tanggung jawab orang dewasa yang membelit benak
mungkin terlampau lama kubiarkan percik percik kecil bahagiaku meredup
perasaanku tak sempat mekar karena aku bersegera menyepelekannya
maka bagaimana aku bisa bercerita tentang hal hal kecil yang berarti bagiku
ketika aku sebenarnya telah gagal mengenali hal itu?
kusadari, aku tak memberi diriku waktu untuk menari, menikmati lagu dan puisi
dan hari ini,
aku ingin nyalaku kembali