7.23.2021

Delapan, sebelum sembilan

 Hal-hal yang selama ini membantuku mencerna rasa tidak nyaman

1. Ngomong sendiri dalam hati

2. Mengadu pada Penguasa Segalanya. Mendadak doaku lebih lama dari biasanya

3. Menuliskan, mendeskripsikan detail yang aku rasakan

4. Beres beres, merapikan sesuatu. Seperti sedang mengurai dan memilah isi kepala

5. Menangis. Memang bukan pilihan pertama, biasanya merupakan pertahanan terakhir

6. Tidur

7. Kopi, atau es krim

8. Membaca novel, membaca ulang buku catatanku sendiri

9. Membicarakan, mengutarakan

7.17.2021

Masih tentang rasa yang sama

hanya meredupnya binar mata

juga sesak yang menggantung di udara
hanya bisik tanpa suara

dimana keberanianku tersimpan
kepada siapa harus kuwacanakan

aku menamainya kecewa
namun sayangnya aku tak tau pada siapa

7.16.2021

aku menyebutnya kecewa

 pernah gak kamu kecewa pada dirimu sendiri?

aku beberapa kali, atau lebih tepatnya sering mengalami.

rasa rasanya aku ingin mengganti nama, mengulang hari atau menghilangkan diri.

seharusnya aku tidak melakukan ini

seharusnya aku mampu jauh lebih baik dari itu

seharusnya aku mendahulukan kebenaran, bukan keinginan

seharusnya aku mendengar nurani, bukan terpesona bisikan menyesatkan


pernah gak kamu merasa demikian kecewa?

pada rangkaian keputusan, dusta dan kecurangan?


kukira mengecewakan orang-orang tercinta adalah sesakit-sakitnya

ternyata, mengecewakan diriku sendiri adalah puncaknya.

7.13.2021

Kemarin

Alhamdulillah.

Hari-hari yang dipenuhi huru hara (minimal dalam kepala) telah beranjak pergi. Semoga demikian juga dengan si biang keladi. Lekas-lekas pergi.

Betapa terlalu banyak nikmat yang terlalu sering tidak disadari, luput disyukuri.

Cerita tentang isoman yang tadinya terdengar samar dari kejauhan, pada akhirnya mewujud nyata. Dua adek kandung dan keponakan, terkonfirmasi positif covid-19.

Alhamdulillah saat ini telah tahap pemulihan, meski beberapa hari belakangan termasuk golongan orang yang memburu keberadaan oksigen yang dikabarkan raib dari pasaran.

Berita yang sama, terdengar dari tempat jauh, namun terasa dekat. Keluarga kakak dan adek ipar di Bengkulu pun sedang menjalani isoman.  Alhamdulillah, saat ini telah berangsur membaik, semoga segera pulih sehat seperti sedia kala.

 

hari hari ketika kecemasan menghentikan gerakan

bukan karena tiadanya waktu seperti yang biasa kukeluhkan tanpa bosan

bukan karena  tiada tenaga seperti yang selalu kukatakan sebagai dalih kemalasan

namun

ketika kecemasan menguasai hati, kebekuan otak dan raga kadang terjadi


Alhamdulillah, atas perlindungan dan limpahan kasih sayang Allah, kami sekeluarga sehat tak kurang suatu apa.

Semoga Allah berkenan terus menjaga kami, menjaga kita semua, dan menghilangkan wabah ini. 



7.01.2021

suara-suara bising di kepala

 kadang aku heran dengan apa yang kulakukan

hari-hariku akhir-akhir ini dipenuhi daftar rinci

setelah ini lalu itu, jangan lupa sambil begini dan begitu

kurasa, lelah badanku tak seberapa

hanya saja, tengkukku yang kaku mulai menjeritkan tanya

berlelah payah demi apa?