5.19.2016

dunia di bawah hidungku

mungkin karena aku terlalu sering menunduk,
dan memandang dunia dari layar mungil di bawah hidungku.
dunia yang bernama maya, yang sering membuatku terpesona.

bagaimana tidak?
kebanyakan isinya adalah indah-indah, dan mudah.
sebagian besar yang kusaksikan adalah deret rupa pesona dunia hingga membuatku terlena.
lalu tak sadar terlintas sesal, kadang iri, juga tak jarang keinginan turut berkompetisi.

Menguap syukur yang pada dasarnya tak seberapa,
seolah segala nikmat yang tak dapat diberitakan pada dunia sama dengan tidak ada.

Senja kali ini,
ketika tak ada pilihan bagiku kecuali menyapukan pandang,
kuangkat wajah,
lalu kutemukan deretan rumah papan sederhana, kebun, sawah, sekaligus peluh petaninya,
ternak kurus yang merumput tanpa penjaga, sebuah sekolah di pinggir jalan tanpa fasilitas layak,
juga tawa lepas anak-anak yg bermain lumpur dan tanah liat.

Aku terhenyak
Itulah dunia sesungguhnya.
Dunia dalam pandangan  mata, bukan maya.
Dunia yang menyuguhkan beragam cerita, termasuk duka.

Atas nama kemanusiaan, juga nurani, sungguh malu hati.
Sebab duka itu tak seharusnya dimiliki sendiri.

Betapa telah lama aku tertipu.
aku tertipu,oleh dunia di bawah hidungku

0 comments:

Post a Comment

Menyenangkan membaca komentar dari teman-teman. :D