12.21.2012

Kejutan manis bulan Juni

Juni 2012.

Sudah dua bulan, dan ayah belum berkesempatan pulang mengunjungi kami. Keluarga kecil kami memang masih terpisah jarak kala itu. Ayah karena tuntutan pekerjaan harus berada di Rantau Prapat, sementara bunda karen alasan yang sama harus tetap berada di Bengkulu. Putra pertama kami, Fayyadh terpaksa hanya bisa bertemu ayahnya tiap dua bulan selama kurang lebih sepekan.

Bulan april kemarin, ayah menghabiskan jatah cuti tahunannya dan terbang ke bengkulu. Meskipun waktunya tidak bertepatan dengan ulang tahun pertama bocah ganteng kami, tapi bunda dan fayyadh telah sangat bersyukur. Sepekan kebersamaan guna melunasi rindu dua bulan.

Dan bulan juni itu, seharusnya adalah jadwal ayah pulang kembali. Namun apa daya, cuti telah tandas tak bersisa. Hanya bisa mengandalkan izin kepala kantor yang maksimal 2 hari saja. Terbayang betapa lelah ayah nantinya. Namun demi bertemu kami, ayah tetap bersemangat menyusun rencana.

Alhamdulillah, ada setitik harapan. Ayah ditugaskan ke Medan untuk mengikuti sosialisasi peraturan pajak terbaru selama tiga hari, Senin hingga Rabu. Maka dengan bersemangat bunda mengusulkan agar ayah meminta izin tidak masuk kantor pada kamis dan jumat setelahnya. Paling tidak, ayah menghemat perjalanan Rantau Prapat- Medan dengan kereta api yang menghabiskan 6 jam perjalanan. Paling tidak,dengan bertolak dari Medan, perjalanan tersisa tinggal dua rute pesawat, Medan-Jakarta, Jakarta-Bengkulu saja. Jika acara sosialisasi selesai tengah hari, maka Rabu malam itu pula Fayyadh bisa tidur sambil memeluk lengan ayahnya. Ayah langsung menyetujui. Dan bunda pun mulai mencicil bahagia membayangkan kesempatan pertemuan. Mulai sibuk menghitung mundur hari sambil mengharap waktu lebih cepat berlalu.

Namun ternyata, hal tak terduga terjadi. Ada satu lagi panggilan dinas untuk ayah, tepat pada hari kamis jumat yang sebenarnya direncanakan untuk pulang.
Ketika ayah mengabarkan itu, bunda hanya terdiam. Tiba tiba semua rencana menghabiskan waktu bersama yang telah tersusun rapi, buyar berantakan begitu saja. Bunda tidak bisa mengatakan apa apa. Rasa kecewa itu demikian menggigit, dan asa yang dipupuk tinggi, raib bersama butir air mata.

Patah hati dan kecewa tentu saja, but the show must go on. Tetap harus berangkat ke kantor dan bekerja sebagaimana biasa seolah tidak terjadi apa-apa. Bunda mencoba fokus pada tumpukan pekerjaan dan berharap kesibukan bisa mengalihkan perhatian dari rasa kecewa yang enggan pergi juga. Menenggelamkan diri dalam berkas-berkas yang menuntut penanganan segera.

Hingga siang itu, seorang rekan kantor memberi tahu bahwa ada tamu yang ingin bertemu. Dalam hati bunda bertanya-tanya, siapa tamu yang ingin bertemu, sebab bunda merasa tidak ada janji hari ini.

Dan disanalah beliau.
Laki laki ganteng yang kami rindukan, yang doa baginya selalu ada dalam tiap sujud panjang.
Ayah tersenyum lebar.

Ternyata ayah sengaja memberi kejutan. Ayah meminta kebijakan kepala kantor untuk menunjuk orang lain menggantikan ayah pada dinas yang kedua, sehingga ayah tetap izin pulang sesudah mengikuti sosialisasi. Alhamdulillah, kepala kantor mengizinkan. Hanya saja, ayah tidak memberitahu bunda tentang rencana pulangnya.

Dan itulah kejutan manis dari seorang laki laki yang demikian besar sayangnya pada keluarga. Itulah bukti kesungguhannya mengupayakan kebahagiaan bagi keluarga kecilnya. Itulah cinta.
Itulah satu kenangan manis untuk Give Away manis-manis.






4 comments:

  1. Ketika dikemas dalam bentuk "kejutan", maka kenangan manis akan semakin berasa manis...
    Dan kejutan itu bisa direncanakan...
    =====================
    Matur Nuwun sudah ikut GA Manis-Manis

    ReplyDelete
  2. dan yang dikasih kejutan sukses termehek mehek..^^

    matur nuwun sudah bikin GAnya pak..mengingat kenangan manis itu membuat hati hangat.
    ^^

    ReplyDelete

Menyenangkan membaca komentar dari teman-teman. :D