7.09.2012

anak singkong

"hei, anak singkong, lihat sepupumu yang sangat pintar itu. Jalan jalan ke Jakarta bertemu Pak Presiden. Pulang dengan uang saku penuh dan koper sesak berisi cinderamata.
Bagimu, cukuplah sebuah stiker gagah berbentuk lingkaran berwarna merah putih bertuliskan Gelantara, Gelar Nusantara Anak Indonesia."




Hari hari sesudahnya adalah membaca.
Mencuri setiap keping prestasi yang masih bisa diraih lengan mungilnya.
Memungut tiap remah ilmu,
diam diam menyemai asa tiba waktunya dia tak kan dipandang dengan hanya sebelah mata.

Ilmu hanyalah kekasih sementara masa.
Tak benar benar ia pedulikan,  tak benar benar ia rindukan.
Cinta sejatinya tidak disana.

Yang dia inginkan adalah Pengakuan.
Bahwa anak singkong pun bisa melakukan hal yang besar.
Bahwa anak singkong pun bisa memperoleh kehormatan.
Pengakuan,
bahwa dia bisa,lebih pintar dari sepupunya.

Pembuktian, menjadi bara yang terus menyalakan langkah.
Memaksa menyeret tapak kaki untuk terus mendulang tak berhenti.

Letih.
Dan ketika pada akhirnya pengakuan dunia itu tiba,
ia dan hatinya telah mati rasa.

0 comments:

Post a Comment

Menyenangkan membaca komentar dari teman-teman. :D