6.25.2012

Bunda no.2

Salah satu hal yang saya dan suami takutkan terkait keterpisahan jarak antara kami adalah,
Sebuah skenario ketika sang ayah terpaksa harus mengalami momen tidak menyenangkan sebab si anak tidak mengenali sosoknya yang berdiri persis di depan si bocah setelah menempuh perjalanan jauh demi melunasi rindu sekian lama tak bertemu.
Tapi alhamdulillah, ayah tidak pernah harus mengalami fase ini.

Setiap kali ayahnya pulang, hanya perlu memanggil dengan suara dan nada khas yang biasa didengar fayyadh tiga kali sehari,
dan si bocah langsung membulatkan pandang, lalu merentangkan tangan.
Sesudah itu?
tentu saja bunda harus cukup puas menjadi si nomor dua.

Mandi sama ayah, maen jelas lebih seru ditemenin ayah, makan lebih lahap karena bareng ayah, baca buku cerita pun mending milih sama ayah padahal ayahnya gak telaten bacain ceritanya dan main bolak balik halaman bukunya aja

Bunda hanya diingat menjelang lelap.
Untuk dipunggungi dan sejenak kemudian ditinggal bermimpi (bahkan mungkin mimpinya pun tentang dia dan ayah)

Cemburu?
Ah, bunda terlalu sibuk merasa bahagia.
Dan bunda pun sepenuhnya mengerti, fayyadh tidak bertemu ayah setiap hari.
Jadi, selagi ada sang idola, bunda tersingkir untuk sementara.

Gakpapa, bunda kan jadi bisa duduk-duduk cantik sambil nonton infotainment ketika ayah dan fans beratnya sedang sibuk dengan dunia mereka.

6 comments:

  1. bundanya jadi punya waktu santai dong Buund. Tinggal ayahnya yang nemenin anaknya ngapa-ngapain :)

    ReplyDelete
  2. "duduk-duduk cantik sambil nonton infotainment"

    *ngebayangin*

    ReplyDelete
  3. betul, bunda aihan..
    saatnya me time tuh ^^

    ReplyDelete
  4. mari mari bergabung, dek iffa..
    kita duduk duduk cantik sambil nggosip
    *istighfar bolak balik

    ReplyDelete
  5. selain bunda no.2, isterinya juga jadi no.2 yaa .. soalnya banyakan main sama anak :D

    ReplyDelete
  6. bener sid..
    pokoknya anak dulu, baru emaknyaaaa

    ReplyDelete

Menyenangkan membaca komentar dari teman-teman. :D