Terik. Peluh berbintik. Ah,aku tak
peduli. Bukankah dari dulu begini. Orang kaya berkendara jauh karena memilih
restoran yang paling nyaman suasananya dan paling enak makanannya. Orang
miskin,berjalan jauh menuju warung yang paling murah dengan porsi terbanyak
tentunya.
Untuk lapar kali ini aku menyerah. Kepalaku
berat, perut melilit, badan pun lemas setengah mati. Dengan sangat terpaksa kuseret
langkah ke warung.
“Mau kemana? Mampir sini, kok cuma
lewat aja”
Suara Dinda. Ternyata aku melewati
depan kosnya. Aku tak begitu mengenalnya,hanya sebatas nama. Cacing di perutku
pun telah tak sabar menunggu. Mudah saja untuk sedikit tersenyum,dan berlalu.
Tapi,entah kenapa aku justru menghentikan langkah, menuju asal suara.
Dengan binar wajah dinda menyambutku.
Kami berbincang ringan. Tak lama,dia pamit keluar sebentar. Aku menunggu sambil
memelototi gambar seorang artis dan koleksi bajunya di televisi.
“Tuhan terlalu
berbaik hati padanya,tapi tidak padaku.” Lancang aku menyimpulkan. Mungkin
karena lapar.
Dinda kembali tak lama kemudian.
Menenteng tas kresek hitam, masih dengan wajah bersinar.
“Aku seneng banget kamu mau mampir.
Dan seorang tamu,wajib dijamu ” ucap Dinda riang tanpa beban.
Disodorkannya sepiring nasi bungkus
komplit dengan paha ayam,perkedel dan tempe goreng. Menu yang mungkin hanya
kucicipi seminggu sekali. Itupun tidak dengan tiga lauk sekaligus.
“Yuk,makan sama-sama” kata Dinda.
Siang itu, Tuhan mencubitku. Aku lancang mempertanyakan
kemurahanNya, kemudian Dia menjawab dengan segera,dalam cara sederhana. Rupiah
terakhirku tetap menghuni saku. Dan aku tak hanya mendapat makanan, tetapi juga
persahabatan.
“Tuhan Maha Pemurah”, ralatku dalam
hati.
source |
subhanallaah..
ReplyDeletebenar benar silaturrahmi membawa rejeki ya..
iya mba titi..
Deletematur nuwun sudah berkunjung
^^
Subhanallah.. cerita yang sangat menyentuh,
ReplyDeleteSederhana tapi membekas di hati..
Memang terkadang kita sering mempertanyakan kemurahan nikmat dari Allah.
Padahal setiap hari pun, sehat ini, nafas ini adalah kemurahan yang Allh berikan dengan cuma2 kepada hambaNya..
padahal, tanpa kemurahanNya,apalah kita ini
Deleteya kan dek?
^^
tin...tin... (klakson si"MIO")
ReplyDeletenumpang lewat di blog mas ku & mbak ku... hehehe