Agar Tidak Salah Paham
Jangan Menyerah, Nak!
Bunda,jangan sakit
Demikian kalimat yg diucapkan Mahya (4th) kemarin. Mendengarnya, Bunda merasa bersalah dan menyimpan airmata diam diam. Satu kalimat yang menyiratkan cinta yang tulus dari seorang anak.
Kakak sedih ya kalau Bunda sakit?
Iya.
Sedihnya gimana?
Sedih ga ada yang temani kak Mahya main.
Saya peluk anak kecil itu, saya cium kepalanya dan saya bisikkan betapa saya menyayangi dia.
#day4
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
Memilih Waktu
Salah satu waktu terbaik yang bisa dipilih untuk menyampaikan hal yang cukup penting kepada anak adalah dalam perjalanan yang menyenangkan.
Alhamdulillah kemarin kami berkesempatan untuk mengajak anak-anak mencicipi pengalaman baru di kota Medan. Dalam suasana hati yang bersemangat dan riang karena liburan, lebih mudah melakukan persuasi kepada anak.
Dalam perjalanan saya kembali mengingatkan Fayyadh pada rencana khitannya. Menanyakan kembali kesiapan mental Fayyadh terkait hal ini. Ini bukan diskusi pertama tentu saja, jauh sebelumnya kami telah menjelaskan bagaimana dan kenapa dia harus khitan. Namun Fayyadh masih takut dan belum mau menyusun rencana. Kami berupaya untuk empati dan menerima perasaan takutnya karena bagaimanapun kami tidak bisa mengatakan bahwa disunat itu sama sekali tidak sakit. Yang kami lakukan adalah memberi pengertian dan memotivasi agar Fayyadh siap. Kami menawarkan pilihan untuk khitan pada liburan semester pertama. Fayyadh belum benar-benar setuju,namun nampak jelas bahwa dia mulai mempertimbangkan pilihan waktu tersebut. InsyaAllah masih akan ada diskusi berikutnya, dan semoga saat itu tiba, ilmu komunikasi kami sebagai orang tua, lebih mumpuni dari saat ini.
#harike3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
Komunikasi dengan suami
Ada sebuah ungkapan di Jawa yang berbunyi 'angon mongso', artinya memilih waktu yang tepat untuk menyampaikan sesuatu, baik berupa permintaan maupun penyampaian hal-hal yang berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Sebagai seorang istri, dituntut untuk peka dan mengetahui kapan sebaiknya membicarakan hal-hal yang serius atau sensitif. Bagi saya pribadi,karena kami masih menjalani LDR hingga saat ini, sedapat mungkin pembicaraan serius dilakukan secara langsung ketika suami pulang di akhir pekan. Namun tentu saja saya harus berhati-hati memilih waktu diskusi. Setelah memastikan segala kebutuhan suami terpenuhi, setelah memastikan lelahnya menempuh perjalanan berangsur mereda dan anak-anak terobati kerinduan pada ayahnya, dari sanalah saya akan mulai mencari celah waktu yang tepat. Karena saya ingin memastikan pesan saya diterima dalam kondisi hati,fisik dan pikiran yang jernih sehingga menghasilkan respon yang baik.
Hal penting lain adalah mengatur intonasi suara sehingga suami berkenan mendengarkan. Menghindari intonasi tinggi dan berusaha menyampaikan informasi secara ringkas dan lugas. Keep information short and simple (KISS) ini dilakukan agar sesuai dengan cara kerja otak laki-laki yang lebih mudah menerima informasi singkat dan mengena.
#day2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional