Jelang tahun masehi yang baru, banyak yang mulai mengubek ubek ingatan dan merenungkan, apa apa yang telah dicapai setahun belakangan, dan apa apa yang lepas dari genggaman.
Beberapa tahun lalu, saya termasuk satu diantara orang yang menggebu menyusun resolusi. Paling tidak, saya menuliskan pencapaian pencapaian besar yang saya inginkan.
Namun belakangan, saya kehilangan antusiasme itu. Mungkin karena sok sibuk setelah menjadi istri dan ibu, atau karena telah merasa cukup dengan membayangkannya saja di batok kepala.
Yang jelas,dua tahun terakhir ini tidak ada resolusi sama sekali. Sekadar niatan diri untuk menjadi lebih baik. Yang mana kemudian saya sadari, berhenti hanya sebatas niat belaka, karena kurang spesifiknya keinginan saya. Menuliskan, membantu saya tetap fokus pada tujuan yakni menaklukkan pencapaian pencapaian besar yang saya inginkan. Membaca tulisan saya dan mengenali antusiasme didalamnya, mampu menggenjot kembali semangat ketika merasa patah arang. Kesimpulan saya, menulis membantu saya memvisualisasikan mimpi.
Pengalaman adalah guru terbaik. Dan berguru dari kegagalan pencapaian akibat kemalasan membuat resolusi tertulis (dan jumawa merasa cukup dengan menuliskan secara mental saja) mengajarkan saya untuk bersikap bijak dan kembali pada kebiasaan lama.
Menuliskan resolusi dengan tulisan tangan pada sebuah buku khusus tempat saya biasa menuliskan apa saja, mulai dari to do list hari ini, hingga daftar belanjaan dan catatan perasaan.
Tidak semua detailnya saya bagi disini, tetapi point point utamanya ingin saya tuliskan sebagai pengingat diri sekaligus penyemangat ketika di tengah jalan nanti, antusiasme saya menipis, bahkan tiris.
1. Membayar semua hutang puasa
Puasa ramadhan dan puasa nadzar yang belum saya tunaikan. Semoga Allah memberikan kesempatan dan kekuatan untuk menuntaskannya hingga peripurna.
2. Manajemen Keuangan keluarga yang baik dan benar
Dalam konteks ini : tepat prioritasnya, tuntas pemenuhan kewajiban finanisalnya, dan bisa dituangkan dalam laporan keuangan keluarga yang jelas dan rapi setiap bulannya.
Mohon dimaklumi, karena meski telah hampir 3 tahun menikah, namun karena terhitung baru 4 bulan ini hidup bersama (sebelumnya kami LDRan bengkulu-Sumatera Utara) maka selama ini belum terbiasa mengatur keuangan keluarga sepenuhnya. Menyusun prioritas, membuat perencanaan keuangan sebulan, daftar kebutuhan dan macam macam masih dalam tahap belajar. Dan saya bertekad tahun depan bisa mulai menerapkan kebijakan keuangan keluarga yang sehat dan rapi.
3. Menambah silaturahim
Setelah pindah ikut suami ini, benar benar merasakan bagaimana kami agak kesulitan untuk bersosialisasi. Saya dan suami pergi pagi pulang sore dari hari senin sampai jumat,lalu menghabiskan waktu sabtu ahad dengan beres beres rumah atau jalan jalan. Jarang sekali bersosialisasi dengan tetangga kanan kiri, karena kebetulan mereka pun memiliki ritme yang sama dengan kami. Ingin bisa meningkatkan intensitas pertemuan, mengkhususkan waktu untuk silaturahim dan menambah teman dan saudara di perantauan. Plus, mengeratkan kembali silaturahim dengan teman teman kuliah dan teman lama yang sempat lama tak bertukar kabar.
4. Meningkatkan keterampilan keperempuanan
Target 2013 ini, memasak dengan lebih baik. Diterjemahkan dalam dua poin utama yakni bisa menyusun menu mingguan dengan satu menu baru (trial resep baru) setiap minggunya dan bisa menyediakan camilan sore misal risoles atau pisang goreng di hari libur
5.Menuntaskan target hafalan, kemudian mengajak fayyadh menghafal bersama. Saya Ingin fayyadh dekat dengan AlQuran sejak dini, dan mustahil itu terjadi jika tidak dimulai dari bunda sendiri.
6. Lebih rajin menulis dan blogwalking.
Banyak hal bisa diperoleh dari aktivitas menyenangkan ini. Namun saya selalu menemukan alasan pembenaran atas kemalasan menuangkan gagasan maupun perasaan. Tahun depan saya ingin lebih konsisten menulis, update blog ini minimal 3 hari sekali, dan blogwalking lebih sering. Selama ini hanya menggunakan blog sebagai dokumentasi pribadi sehingga tidak optimal membangun pertemanan maya dengan pemilik-pemilik blog yang lain. Jadi, jika dihadapkan pada pertanyaan siapakah blogger favorit saya, saya belum mampu menjawabnya. Di tahun depan, semoga saya bisa mendapat lebih banyak ilmu, wawasan dan teman dari aktivitas bogwalking ini.
7. Ingin merealisasikan satu proyek bersama suami. Kami ingin belajar berwirausaha dengan berjualan kaos anak-anak tahun depan. Rencananya kami ingin memulai di bulan april, berbarengan dengan ulang tahun kedua putra kami, fayyadh. Suami akan mendesain kaosnya, sementara saya menjadi manajer pemasarannya.
Semoga Allah memberikan kemudahan dan keberkahan dalam tiap-tiap pengupayaan. Dan semoga kemudahan dan keberkahan yang sama berlimpah bagi mba windi (yang meski belum saya kenal betul, namun tulisan dan deretan prestasi kepenulisannya sungguh menginspirasi)dalam mewujudkan resolusinya tahun depan.
demi 2013 yang lebih baik
Kejutan manis bulan Juni
Juni 2012.
Sudah dua bulan, dan ayah belum berkesempatan pulang mengunjungi kami. Keluarga kecil kami memang masih terpisah jarak kala itu. Ayah karena tuntutan pekerjaan harus berada di Rantau Prapat, sementara bunda karen alasan yang sama harus tetap berada di Bengkulu. Putra pertama kami, Fayyadh terpaksa hanya bisa bertemu ayahnya tiap dua bulan selama kurang lebih sepekan.
Bulan april kemarin, ayah menghabiskan jatah cuti tahunannya dan terbang ke bengkulu. Meskipun waktunya tidak bertepatan dengan ulang tahun pertama bocah ganteng kami, tapi bunda dan fayyadh telah sangat bersyukur. Sepekan kebersamaan guna melunasi rindu dua bulan.
Dan bulan juni itu, seharusnya adalah jadwal ayah pulang kembali. Namun apa daya, cuti telah tandas tak bersisa. Hanya bisa mengandalkan izin kepala kantor yang maksimal 2 hari saja. Terbayang betapa lelah ayah nantinya. Namun demi bertemu kami, ayah tetap bersemangat menyusun rencana.
Alhamdulillah, ada setitik harapan. Ayah ditugaskan ke Medan untuk mengikuti sosialisasi peraturan pajak terbaru selama tiga hari, Senin hingga Rabu. Maka dengan bersemangat bunda mengusulkan agar ayah meminta izin tidak masuk kantor pada kamis dan jumat setelahnya. Paling tidak, ayah menghemat perjalanan Rantau Prapat- Medan dengan kereta api yang menghabiskan 6 jam perjalanan. Paling tidak,dengan bertolak dari Medan, perjalanan tersisa tinggal dua rute pesawat, Medan-Jakarta, Jakarta-Bengkulu saja. Jika acara sosialisasi selesai tengah hari, maka Rabu malam itu pula Fayyadh bisa tidur sambil memeluk lengan ayahnya. Ayah langsung menyetujui. Dan bunda pun mulai mencicil bahagia membayangkan kesempatan pertemuan. Mulai sibuk menghitung mundur hari sambil mengharap waktu lebih cepat berlalu.
Namun ternyata, hal tak terduga terjadi. Ada satu lagi panggilan dinas untuk ayah, tepat pada hari kamis jumat yang sebenarnya direncanakan untuk pulang.
Ketika ayah mengabarkan itu, bunda hanya terdiam. Tiba tiba semua rencana menghabiskan waktu bersama yang telah tersusun rapi, buyar berantakan begitu saja. Bunda tidak bisa mengatakan apa apa. Rasa kecewa itu demikian menggigit, dan asa yang dipupuk tinggi, raib bersama butir air mata.
Patah hati dan kecewa tentu saja, but the show must go on. Tetap harus berangkat ke kantor dan bekerja sebagaimana biasa seolah tidak terjadi apa-apa. Bunda mencoba fokus pada tumpukan pekerjaan dan berharap kesibukan bisa mengalihkan perhatian dari rasa kecewa yang enggan pergi juga. Menenggelamkan diri dalam berkas-berkas yang menuntut penanganan segera.
Hingga siang itu, seorang rekan kantor memberi tahu bahwa ada tamu yang ingin bertemu. Dalam hati bunda bertanya-tanya, siapa tamu yang ingin bertemu, sebab bunda merasa tidak ada janji hari ini.
Dan disanalah beliau.
Laki laki ganteng yang kami rindukan, yang doa baginya selalu ada dalam tiap sujud panjang.
Ayah tersenyum lebar.
Ternyata ayah sengaja memberi kejutan. Ayah meminta kebijakan kepala kantor untuk menunjuk orang lain menggantikan ayah pada dinas yang kedua, sehingga ayah tetap izin pulang sesudah mengikuti sosialisasi. Alhamdulillah, kepala kantor mengizinkan. Hanya saja, ayah tidak memberitahu bunda tentang rencana pulangnya.
Dan itulah kejutan manis dari seorang laki laki yang demikian besar sayangnya pada keluarga. Itulah bukti kesungguhannya mengupayakan kebahagiaan bagi keluarga kecilnya. Itulah cinta.
Itulah satu kenangan manis untuk Give Away manis-manis.
diam diam mengidamkan
Ada beberapa keterampilan khas perempuan yang diam diam saya idamkan. Diantaranya adalah, bisa memasak dan baking, Selanjutnya, menjahit, lalu tidak lupa merajut dan macam macam jenis crafting lainnya. oiya, berkebun (bunga) juga masuk list itu.
Sungguh pencapaian yang woow tanpa koprol kalau saya bisa meraup semuanya.
Iya, saya memang serakus eh seambisius itu.
Namun selalu, manusia satu ini punya begitu tinggi mimpi, tapi nir motivasi.
Mari kita runut.
Memasak, selama ini masih sebatas tuntutan profesi. belum bisa sepenuhnya menikmati, apalagi berkreasi. Menyusun menu seminggu saja masih bersimbah peluh. Tapi paling tidak, memasak menjadi keseharian.
One step closer.
Oiya, untuk baking, saya pernah sekali coba dan kecewa dengan hasilnya. Dan masih dalam tahap memulihkan patah hati saya saat ini.
Menjahit, senantiasa menjadi asa abadi. Dan senantiasa berakhir hanya sebagai asa belaka. Pernah membeli buku tentang dasar dasar menjahit. Jangankan khatam, sehalaman pun belum tertuntaskan. Pernah mendaftar ikut kursus, hanya datang pada pertemuan pertama,selanjutnya? suka suka saya...haha
Merajut pun pernah sekali saya coba, sampai saya beli kain wol warna warni. Sewaktu kuliah dulu. Ada mbak kos saya yang pinter merajut, bahkan dia melakukannya sambil nonton tivi. Mbak kos yang baik bersedia membagi ilmunya, apa daya muridnya ga ngerti ngerti juga. Saya frustasi, lalu berhenti.
Terakhir, berkebun. Nampaknya, untuk yang satu ini, benar benar jauh panggang dari api. Hanya menjadi ingin yang terasa sungguh jauh sekali.
Maka saya selalu berdecak kagum. Pada teman teman yang demikian tekun pada keterampilan-keterampialan perempuan itu. Menurut saya, mereka memiliki nilai kecantikan tambahan.
Dari jemarinya muncullah makanan lezat, kue yang menggugah selera, pakaian cantik, rajutan indah, atau bahkan rangkaian bunga menawan.
Tapi mimpi saya belum surut, tentu saja.
Selalu tersisip ingin setiap kali mencermati blog blog yang banyak menampilkan crafting model apa saja. seperti blog mbak defi ini. Saya tak sengaja menemukannya, dan mencermati hasil karya uniknya. Sungguh ada iri sekaligus ingin yang terselip di hati. Mengobrak abrik blognya membuat say kembali teringat pada ambisi ambisi yang telah lama hanya mengendap di ruang imajinasi.
Semoga tak ada asa yang putus, atau harap pupus.
Satu informasi tambahan..mbak defi lagi ngadain december give away. Masih ada waktu hingga akhir tahun ini untuk ikut serta menjajal keberuntungan.
Filosofi Tukang Parkir
Saya lupa mendengar istilah itu dari mana. Yang jelas saya ingat, ini adalah cerita tentang hati yang tak berbangga atas deretan kendaraan beraneka macam, sebab menyadari benar bahwa segala sesuatu itu sejatinya bukan miliknya. Juga cerita tentang hati yang tak merasa kecewa atau kehilangan, ketika satu demi satu kendaraan itu diambil kembali oleh pemilik sejatinya.
Seolah mudah dalam rumusan, namun tak sederhana dalam perwujudan.
Sebab ada mata yang terpukau oleh kilat kemilau cat mobil baru, Ada punggung yang terlanjur nyaman bersandar di kursi mewah mobil keluaran terakhir, ada telinga yang kerap menangkap decak kagum tetangga akan keindahan kendaraannya.
Ada rasa yang diperturutkan,
maka ada rela yang tercerabut paksa
Catatan+Foto
Terakhir Bunda udah sharing foto Fayyadh jaman 20 bulan yang lalu. Sekarang saya mau sharing foto Fayyadh terbaru ah. Suka mengabadikan momen-momen bersama si kecil, mumpung punya kamera dan lagi belajar njepret dikit-dikit.
Ini pas Fayyadh berenang di kolam plastik. Tetep gak mau udahan padahal jemarinya udah pada kisut. |
ini momen menyenangkan lainnya. Fayyadh datang ke saya membawa dua topi. Satu ia pakai sendiri (kado milad saya ke Bunda seperti yang bisa dibaca di sini), satu diberikan ke saya untuk dipakai. Lucu banget nih anak, senengnya bukan main ada temen maen topi. :D |
ini salah satu favorit Fayyadh. Naik kereta api. Dua kali deh naik ginian. |
ini pas di arena bermain anak. Hobinya main puzzle sama perosotan. Sayang pas perosotan, Ayahnya sibuk megangin si kecil yang antusias ini meluncur, jadinya gak sempet njepret :D. |
Bosen di arena bermain, beranjak ke TK Robbani (sekalian ngintip-ngintip udahan apa belum pengajian di rumah). Ada ayunan, panjat-panjatan, perosotan juga ada.
Hasil jepretan lain ada di album facebooknya Bunda. Monggo ditilik kalo berminat. :D
ketika segala kata sekejap hilang diantara tumpukan pekerjaan hari ini.
hampir 20 bulan lalu
waktu seakan terbang
esok, kita akan menikmati hari
ayah, bunda dan bocah ganteng yang selalu menjadi rindu.
cantik
agar gemintang berjejalan menyesaki bulatan hitam tanpa ragu
agar pelangi menyapu pipi serupa semu merah dadu
lalu seribu kupu kupu menyambut lekuk senyum malu
aku memanggilnya bunda
Hanya perempuan berhati bidadari
yang menikmati sembilan bulan kelelahan, mual dan tak enak badan
lalu tanpa ragu menjemput pertaruhan maut
yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk terjaga dan menjaga
kemudian tanpa keluh melakukan pekerjaan rumah yang tak ada habisnya
yang memaksa diri menghadapi, apapun lakon hidup yang terjadi
dan tanpa beban mengatakan bahwa dia tidak pernah berkeberatan
yang melangitkan doa bagi buah hatinya senantiasa
tanpa sebait pun ikhlas luput dalam panjangnya sujud
Sungguh hanya perempuan berjiwa samudera
yang bersedia berpacu dengan pendulum waktu
membersamaiku, mengeja segalanya
tentang cinta
mencinta dengan sebenar benar cinta pada Sang Pencinta
tentang sayang
terutama pada sesama, terlebih pada yang papa
tentang kehidupan
memilih hakiki dan mengenali kesejatian
tentang ilmu
menghimpun tanpa jemu, membagi tanpa ragu
tentang cita
membangun istana berhiaskan intan mutiara di surga
bertetangga dengan wajah wajah bersinar memancar
menyongsong syahid sesudah berjuang demi kemuliaan Islam
Betapa hanya perempuan mulia
yang merangkum keseluruhan kisah sebagai indah
dengan kasih abadi dan cinta tanpa syarat apa apa
Perempuan istimewa ini,
tak akan pernah terganti
Jalan inilah jalan itu
Jalan perniagaan tanpa mengenal kerugian
jalan para pencinta yang tak hendak mengerdilkan jiwa
Jalan ketenangan dikarenakan keyakinan sandaran
Jalan yang mempertemukan ikatan indah bernama ukhuwah
Jalan cahaya diatas cahaya
Laki-laki sejati itu, sayang..
adalah dia yang kelak akan mengulurkan tangan, menjemput sebuah perjanjian kokoh hingga bergetar Arsy karenanya
adalah dia yang secara gamblang telah diperintahkan menjaga tak hanya dirinya, tapi juga keluarganya dari api neraka
adalah dia yang memanggul asa sebagai pemimpin orang orang yang bertaqwa
maka laki laki sejati itu
adalah dia yang meneladani rasul yang mulia
adalah dia yang sibuk mengumpulkan tiap keping bata penyusun rumah di surga
adalah dia yang senantiasa berlomba mencapai derajat taqwa
Laki laki sejati itu, sayang
adalah himpunan ilmu, doa, akhlak mulia dan amal nyata
pinta bunda tak putus putusnya
semoga engkau menjadi satu diantaranya
mari menari
sisipan hangat berkelebat
segaris senyuman menukilkan simpulan
adalah bahagia
menikmati gemulai aksara bercerita
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Hanya butuh waktu
sebab aku tahu
akan kuberikan kepingan hatiku padamu
dan seikat janji tak tercederai
sebab aku paham benar
setia adalah harga
dan tawar menawar bukanlah pilihan
Maka atas ulur tanganmu
Jabat tulusmu
Pun rekah senyummu
ada ruang jeda bernama waktu
Bukan angkuh jika mata ini menjauh
Bukan pongah ketika hangat tak didapat
Ada ruang hampa penegas jarak antara
dengan tawa dan masa sebagai perekatnya
waktu akan mengajarkanku cinta
dalam senyum tak jemu
Jabat selalu hangat
juga sejumput tawa tanpa rencana
Pada saat itu,
Engkau pasti tahu
Kepingan rapuh itu,telah menjadi milikmu
selalu
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
selalu ada langkah pertama
masih tertatih
langkah langkah patah
masih terbata
kembali mengeja
namun harus selalu ada langkah pertama
dalam panjang perjalanan
sayang,mari bergandeng tangan
menemukanmu, sepagi ini
mendapati keduanya dalam lelap
sungguh hati terasa hangat
menemukan sepasang manik terpejam
sekejap raib setiap bongkah lelah
cinta memiliki jutaan nada,
namun bahkan tanpa suara, hadirnya kian nyata
Tekad
Allahu Akbar!!!
Allahu Akbar!!
Allahu Akbar!!!
Allahu Akbar!!
Relakah Saudara2 panji Islam diinjak?!?
Tidak!!
Relakah Saudara2 umat ISlam ditindas ?!?
Tidak!!
kezaliman kini merajalela, Saudara2...
Siapkah kita melanjutkannya?!?
Siap!!
Siapkah kita membela Islam?!?
Siap!!
Allahu Akbar!!!
Allahu Akbar!!
Allahu Akbar!!!
Allahu Akbar!!
Allahu Akbar!!!
Allahu Akbar!!
Senandung Tekad mulai mengalun..
Menatap gejolak yang meluap dan menghanguskan serta meluluhlantakkan dunia Islam
Ada yang harus dilakukan
Menyimak kezaliman dan penindasan yang menimpa dan mencengkeram dunia Islam
Ada yang harus dikerjakan
Bukan semata merenung kemudian meneteskan air mata
Bukan semata menjerit atau bertakbir
Namun tiada yang dilakukan
Adalah menyiapkan diri
Menjadi anak panah-anak panah yang siap dilepaskan..
Atau peluru-peluru yang siap ditembakkan..
Atau tombak-tombak yang siap dilontarkan..
Atau pedang-pedang yang siap diayunkan..
Menyadari keangkuhan dan kesombongan yang mengangkangi dan menindas dunia Islam
Ada yang harus disiapkan
Keikhlasan diri..
Kebulatan tekad..
Kekuatan jasad..
Dan keteguhan materi..
Menyikapi kehancuran yang melanda dunia Islam
di tengah kelesuan, kelemahan, dan tidur panjang umat Islam
Langkah yang dilakukan harus penuh kesungguhan
Bukan semata bicara panjang lebar tanpa kerja yang nyata
Atau semata mengungkapkan kebobrokan namun dengan penuh ragu dan kecenderungan
Adalah memantapkan diri bahwa selembar jadwal bukan sekedar rencana kosong
Bahwa tiap goresan pena adalah kesungguhan dengan keprihatinan
Bahwa kesabaran adalah cambuk untuk menegakkan keadilan
Merenungi langkah yang harus dilakukan untuk masa depan dunia Islam
Ada yang harus ditegaskan
Kemantapan diri..
Kekuatan azzam..
Kemurnian asas..
Dan kejelasan tujuan..
Senandung Tekad terus mengalun hingga usai...
repost tulisan ayah
-kangen bagian dirinya yang meneriakkan tekad itu-
aku ingin
aku ingin engkau mencintaiku
tak hanya sampai mati
namun hingga jauh sesudahnya
hingga cinta itu senantiasa menjadi nyala
untuk menjagaku dan buah hati kita dari panas api abadi
aku ingin mencintaimu
tak hanya hingga ketaatan Izrail menjelma jeda
tapi hingga kita kembali dipertemukan
semoga cinta itu selalu menggubah langkah
demi terus memantaskan diri mengiba surga
aku ingin cinta kita,
karena-Nya
asa senja
sekerat harap menyelinap
remah-remah mimpi menagih janji
benih telah jemu menunggu
sementara tak ada yang berbeda dari pongah waktu
tidak sekarang, maupun hari lalu
setengah hati tanah bersiap diri
lelah menanti tunas mungil menyapa pagi
entah sekarang, maupun nanti
noktah asa
kali ini berbeda,
berkarib doa
semoga bertumbuh
pohon rindang berbuah manis
ada kalanya
Ada saat saat dimana saya hanya ingin berhenti.
memejamkan mata
merasakan satu helaan nafas
hirau pada segala suara di kepala
ada saatnya saya hanya ingin membisu
dan membiarkan senyuman menjadi satu satunya jawaban
tak ingin menari
engkau menggenapi senduku kali ini
menghalangi tergesanya langkah menghambur berlari
aku hendak menjemput matahari,
dan kalimatku meninggi
engkau menyengatkan piluku sore ini
menjegal asa menikmati senja bersama dua binar cinta
aku telah merindu,
tidakkah engkau tahu?
engkau menemaniku
dengan rintik yang bersenandung
lagu ritmis serupa kidung
hanya saja
aku sedang tak ingin menari
sore ini
sungguh ketika mendengarmu sakit disana, ada yang sakit disini
jauh lebih sakit dari ketika sakit itu benar2 ada disini
ada perasaan bersalah yang sangat
ada rasa tidak berdaya yang menjelma
ada sedih yang tak terungkap
ada khawatir berlipat
sungguh, suamiku..
seandainya bisa
aku ingin mengambil sakit itu darimu
Ya Allah..
berikanlah kesembuhan kepada suami hamba
karuniakanlah nikmat kesehatan kepada belahan jiwa hamba
mas..
maafkan ayu..
-air mata ini, untuk tangan yang tak kuasa apa apa-
mengingat saat saya menuliskan itu semua.
ketika doa menjadi satu satunya yang saya punya.
sore ini, di balik kubikel tempat saya memaksa diri tetap berkonsentrasi, sementara segala ingatan terbagi dua bagian.
suami yang demam, dan belum bertemu fayyadh seharian.
semoga pelangi
semilir menyapa rindu
menyapu angkuh yang sejatinya tak kuasa bahkan untuk sekadar menopang limbung di ujung runtuh
rerintik menyentil rindu
tepat di tempat terpencil yang sejatinya tak pernah berhenti memanggil dalam kerap yang kian merapat
rinai menjejakkan basah dalam pencarian rindu
semburat setia menyisir dimana rindu hadir
semoga pelangi
menjadi rindu yang mekar hari ini
Kado paling berkesan
Soalnya Ayah mau pamer istri Ayah nih.
'Cos My Wife is Amazing
hadiahnya keren keren banget, jadi yang mau ikutan give awaynya, mari segera berkumpul disini, mumpung masih ada waktu ^^
Yang bunda catat tentang fayyadh
-sangat amat ngefans sekali sama ayah.
sunguh bunda iri dan cemburu hingga ke ubun ubun..si ganteng yang sangat amat bunda cintai ternyata lebih suka maen, mandi dan nonton sama ayahnya.
Mungkin karena ayah lebih kreatif, jadi setiap permainan dengan ayah selalu sangat menyenangkan.
Terkadang, bunda rasanya ingin pura pura lupa, bahwa fayyadh sudah 1 tahun 7 bulan, hanya tinggal sebentar perjalanan menuju weanng with love.
Dan bunda akan sangat kehilangan keindahan momen menyusui
(hiks)
-menyebut dirinya sendiri 'ayyat'
Lucu sekali mendengar si anak kecil menunjuk bunda dan mengatakan 'Nda'
menunjuk ayah lalu berujar 'ayah'
dan menunjuk dirinya sendiri kemudian berkata 'ayyat' dibarengi senyum manis.
-hobi sekali menyanyi dan menari.
Ayah dan bunda seringkali tak kuasa menahan tawa melihat fayyadh berjoget dengan pantat bergoyang ke kiri ke kanan mengikuti irama lagu. Favoritnya adalah lagu-lagunya Barney, atau Maher Zein-number one for me-, dan tak lupa lagu naik kereta api tut tut tut dari suara merdu bunda tentunya. ^^
-benar benar si pengen jadi bolang
Sulit membuat fayyadh duduk manis kecuali dia sedang nonton Jim Jam dan berkonsentrasi penuh mengikuti cerita Barney, Pingu atau Dragon. Waktunya lebih banyak dihabiskan untuk sibuk memanjat, mengangkat, memindahkan, menyusun, merobohkan, bahkan sekadar menata ulang. Fayyadh sangat antusias maen di luar ruangan, mengambil batu dan melemparnya, mengambil daun kering untuk dihanyutkan di selokan kecil, mengamati semut dan macm macem lainnya.
-(Masih) konsisten ngefans berat sama Truk.
Mulai dari truk sampah (yg tiap pagi lewat depan rumah), truk pengangkut barang elektronik (yg kebetulan gudangnya ada di depan rumah pula), hingga truk pertamina yang juga sering mondar mandr. Jika kami sedang jalan jalan naik motor dan berpapasan dengan truk pun, fayyadah akan antusias menunjuk dan berteriak dengan antusiasme tinggi 'Nda, tluk'.
-Sering bilang woooooow, tanpa koprol
Kalo ngeliat bundanya udah uplek di dapur, atau mendapati ada makanan (apapun itu) sedang nangkring di wajan atau panci, spontan fayyadh akan mengatakan 'Wooow, enaaaaak' lalu dia akan berteriak 'mau nda, mau. mau nda,mau' terus menerus hingga dia mendapat jatah mam mam di atas piring makan oranyenya.
contoh lain, kalau fayyadh melihat barang baru yang menarik perhatiannya,entah berupa mainan atau apapun dia akan mengomentari dengan 'wooooooooooow'
-masih seperti dulu, hobi tidur sebagaimana ayahnya
asal kenyang, nenen lancar, dan tangan bunda aktif menggerakkan selembar sampul buku sebagai kipas, fayyadh akan tidur dengan nikmat. Biasanya lama, asal tak ada nyamuk nakal yang menginterupsi lelapnya.
dimana rindu
bongkah rindu tersudut
tertutup
jelaga dunia usai memberinya warna
kelam,
kian tenggelam
buntelan itu berlabel kata rindu
ciut
kian susut
birama dunia menuntut,
kisut
noktah samar mengaku bernama rindu
sebagian ingin segera kutangkap
kudekap
erat
sebelum memudar
terbakar
inspirasi hari ini
Suatu kali dalam sesi blog walking, saya terhenti pada rangkaian kalimat ini
Menjadi ibu bekerja itu pilihan,,yg jelas ktika lulus STAN n ikatan
dinas 10tahon udh hrus nyiapin mental, walo emg suatu hari
nanti..inginnya kerja di Rumah punya usaha..gimana kalo jadi penulis?
Atau jadi apa ya..apa dong yg seru, pengen jualan Rumah hahhaah..
Hihi,tapi menjadi PNS adalah Hal yg mbanggakan loh, krn bisa ikut
merubah negeri n bangsa ini..minimal jadi PNS jujur, disiplin,
ìntegritas..sudah bisa membuat bangsa ini lebih baik..
My boy Zam, ummi kerja bukan bwt ninggalin Alzam tp utk ikut membantu perbaikan bangsa ini..
Klo diniatin kek gitu, rasanya lbh senang.. .
(blog sahabat)
Saya benar benar merasa tergugah dengan kalimat beliau disana.
Dengan niat yang Insya Allah lebih mulia, lebih perkasa, dan
lebih bernilai seperti itu, saya yakin energi yang dihasilkan pun jauh
lebih positif dan besar, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Dengan awalan niat yang demikian, saya merasa lebih besar
kemungkinan untuk menjalani setiap detail pekerjaan dengan antusiasme
lebih, dengan semangat lebih, dengan effort lebih.
Ada sebuah niat untuk memberi lebih.
Lebih
dari sekadar memenuhi wajib jam kerja sebagai PNS, lebih dari sekadar
menyelesaikan pekerjaan yang memang menjadi jatahnya, lebih dari sekadar
bertemu teman kantor untuk melanjutkan obrolan kemarin, lebih dari
sekadar bekerja demi aktualisasi diri.
Ada hal besar yang lain, ada visi besar di balik setiap langkah
meninggalkan anak dan rumah menuju ke kantor. Ada tujuan besar dari
setiap menit yang dipersembahkan di balik kubikel kantor meski mungkin
terselip ingin untuk lebih banyak menghabiskan menit bersama buah hati
di rumah.
Menjadi ibu bekerja adalah sebuah pilihan.
Dan bagi orang yang telah memilih seperti saya saat ini, yang terbaik adalah berusaha menjalani peran ini dengan sebaik baiknya.
Ketika
pilihan telah ditetapkan, maka konsekuensi adalah hal yang mutlak
dilakoni, dengan terus menerus belajar, dan terus menerus menata niat
hati.
Jadi, gimana rasanya?
Seorang teman yang mengetahui kabar bahwa saya telah pindah mengikuti suami tiba tiba melontarkan pertanyaan sederhana
'jadi, gimana rasanya?'
Saya menjawab dengan hamdalah.
Benar benar sebuah kebahagiaan bagi saya, bisa merasakan seatap dan sekantor dengan suami.
Benar benar sebuah kebahagiaan.
Berangkat ke kantor dengan berjalan kaki bersama (kebetulan kontrakan kami dekat sekali dengan kantor).
Di kantor pun kami berada di lantai yang sama, hanya terpisah beberapa kubikel saja (bahkan meja kerja saya sekarang adalah meja kerja suami saya dulu, kerjaan saya sekarang adalah sama seperti kerjaan suami dulu)
Pulang kantor berjalan bersisian, dan lima menit kemudian telah disambut rentangan tangan lebar fayyadh yang menagih pelukan.
Alhamdulillah.
Sungguh nikmat yang luar biasa bagi saya.
Jadi, gimana rasanya?
Alhamdulillah, saya bahagia.
pagi yang istimewa
Salah satu hari yang membuat pagi saya begitu istimewa adalah hari itu.
hari ketika untuk pertama kalinya Fayyadh tidak menangis ketika melihat ayah dan bundanya berjalan menjauh menuju ke kantor.
Hari ketika kami tidak perlu mengendap endap untuk berangkat kerja dan terpaksa meninggalkannya.
Hari ketika fayyadh mengulurkan tangan, bersalaman lalu melambaikan tangan tanda perpisahan.
Hari ketika akhirnya fayyadh mengerti, itu semua akan menjadi rutinitas pagi.
Hari itu adalah hari ketika si mata gemintang merinaikan gerimis hati pada sepenggal pagi.
Ah, kamu mulai beranjak besar, sayang..
blogwalking hari ini
membaca keseharian seseorang yang bahkan tak benar benar dikenal, namun entah dengan cara bagaimana bisa menginspirasi,
menelusuri halaman tutorial craft meski hanya mampu mengagumi tanpa nyali untuk menantang diri
menikmati foto foto yang bercerita, dan kebanyakan mengisahkan cinta dalam keluarga
gambar dari sini
Bangun,dan bergegaslah
Setelah demikian berlimpah nikmat dan kemudahan,
pantaskah kemalasan menjadi alasan?
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan
Lama tidak merekam jejak.
Alhamdulillah, karena limpahan kasih sayang Ar Rahman, sejak bulan september kemarin, keluarga prayoga telah berkumpul.
Akhirnya ayah, bunda dan fayyadh diperkenankan Allah merasakan indahnya kebersamaan sebagai sebuah keluarga kecil, di kota kecil bernama rantau prapat.
Setelah kurang lebih delapan bulan penantian dikabulkannya permohonan ikut suami, akhir ramadhan kemarin, munculnya surat sakti tersebut benar benar menjadi hadiah terindah bagi kami.
Terasa seolah baru kemarin bunda dan fayyadh terbang dari bengkulu-jakarta-medan dan menemukan seseorang yang amat kami rindukan telah merentangkan tangan menyambut kami datang.
Belum, belum sampai kami di tempat tujuan.
Dari medan, kami naik kereta api pagi kurang lebih enam jam menuju stasiun terakhir, rantau prapat.
Di kota inilah kami akan memulai cerita kebersamaan.
Melunasi rindu.
Menata mimpi mimpi yang tertunda.
Semoga semua ini membawa berkah.
Dan semoga dengan kebersamaan, bertambah nilai kemanfaatan.
Ya Rabbi, jadikan kami termasuk dalam golongan hambaMu yang bersyukur.
'Maka nikmat TuhanMu yang manakah yang kamu dustakan?'
yang tersisa dan yang tersia
ketika rindu
rindulah yang menjemput gerimis dan kemudian langit terlukis
rindu pula pengasuh setia yang menyuapkan asa
rindu menjadi rima
sebagai nada
penghantar cerita kita
ketika rindu berlagu,
semoga tergubah merdu
selalu
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Sepertiga pertama
Bagi saya, sepertiga pertama tidak berhasil menjadi awalan yang cukup menggetarkan (untuk tidak mengatakan gagal mendongkrak semangat berlomba meraup pahala)
Ramadhan kali ini saya tidak memulai puasa pada hari jumat atau sabtu, melainkan kamis. Bukan karena saya tidak menyepakati sidang isbat, tetapi karena keistimewaan sebagai perempuan, saya baru memulai puasa ketika orang lain telah mengantongi 5/6 hari puasa.
Tahun ini untuk pertama kalinya saya tidak dapat turut merasakan gempita dan antusiasme awal ramadhan. Ketika teman teman lain berpuasa dan saya belum, rasanya ramadhan masih belum saya rasakan syahdunya.
Dan bagian terburuknya adalah, hal tersebut membuat saya terlena dan berleha leha bahkan ketika saatnya saya telah dibolehkan kembali menjalankan ibadah ibadah utama.
Idealnya, karena saya telah mengetahui bahwa saya terlambat start, maka yang saya lakukan adalah berlari mengejar ketertinggalan.
Seharusnya, karena jelas bahwa saya tidak bisa berpuasa, atau shalat, atau tilawah, maka saya harus balas dendam dengan memperbanyak sedekah, bersungguh sungguh bekerja dengan niat ibadah dan sebagainya.
Nyatanya,
Evaluasi sepuluh hari pertama ramadhan bagi saya bernilai merah.
Target ramadhan yang telah saya buat sebelumnya membuahkan check list yang tidak penuh.
Bolong disana sini.
Tidak tercapai target amalan.
Dan tiba tiba saja telah sepuluh hari berlalu dengan tanpa saya manfaatkan benar benar.
Terkalahkan di sepertiga pertama
Dan saya,suka atau tidak suka, harus mengakuinya.
Semoga Allah masih berkenan memberikan kesempatan.
Tidak ada pilihan kecuali berupaya maksimal untuk berlari mengejar ketertinggalan,
hingga penghabisan bulan mulia ini.
Alloh humma arinal haqqo-haqqo warzuknat tiba’a….wa arinal batila-batila warzuknat tinaba”
Ya Allah tunjukanlah yg benar itu benar dan berikanlah kekuatan untuk mengikutinya dan tunjukanlah yg batil itu batil dan berikanlah kekuatan untuk menjauhinya,,
duhai jiwa, atas kesempatan yang tersia, mampukah sekadar sesal menambal?
sebelah sayap
Kemarin, saya sempat dilanda galau luar biasa ketika mbak ari, pengasuhnya fayyadh minta dipulangkan.
Mbak ari berasal dari jogja, kampung halaman saya, dan diantar ke bengkulu oleh ibu dan adik saya untuk menemani fayyadh selama saya bekerja.
Jauh sebelum ramadhan, kami sudah membicarakan tentang rencana mudik, dimana pada saat itu dengan gamblang saya mengutarakan bahwa kami tidak berencana lebaran di jogja tahun ini.
Mbak ari pada saat itu tidak berkeberatan.
Namun memang tidak hanya lisan yang berbicara.
Tiga hari awal ramadhan mbak ari mengeluh pusing dan lemas, namun menolak diantar ke dokter.
Dan saya yang kemudian kebingungan.
Makin hari kondisi tubuhnya tidak membaik. Ditambah lagi pada saat itu fayyadh pun sedang disibukkan oleh batuk berdahak yang belum juga sembuh.
Tiga hari saya disibukkan dengan fayyadh yang agak rewel dan mbak ari yang kurang kooperatif terhadap upaya upaya memulihkan kesehatannya.
Hingga akhirnya saya menyimpulkan bahwa mbak ari homesick.
Kegalauan mulai mewarnai awal ramadhan saya.
Membelokkan rencana lebaran yang semula di bengkulu sebagaimana tahun lalu dan mengubah setting menjadi jogjakarta tercinta sempat terpikirkan.
Namun saya menolak untuk semakin jauh memikirkan kemungkinan tersebut.
Saya masih ingat benar, bahwa sayalah yang mengatakan bahwa tidak ada kosakata mudik ke jogja tahun ini, mengingat kami sedang menyiapkan dana pindahan ke rantau prapat, terkait permohonan ikut suami yang telah lama saya ajukan.
Bagaimana jika sewaktu waktu permohonan saya dikabulkan, SK diterbitkan, dan saya justru kebingungan dengan dana pindah yang diperlukan.
Namun di sisi lain, melihat mbak ari yang lemas, dan gelengan kepalanya tiap kali saya meminta dia ke dokter, membuat hati saya mencelos.
Sempat berpikir untuk mengantar mbak ari pulang sesegera mungkin, mumpung tiket pesawat belum terlalu mahal.
Mengambil cuti sebentar, dan segera kembali ke bengkulu.
Saya pikir itulah jalan tengah.
Dengan kegalauan yang masih tersisa, saya membicarakan hal ini dengan suami.
Dan beliau, sebagaimana biasanya, mampu menangkap ingin, yang bahkan coba saya ingkari
Mengatakan dengan ringan, bahwa beliau akan berburu tiket untuk kami pulang kampung lebaran ini.
"Kita akan lebaran di Jogja, bunda"
Saya, sebagaimana biasa, hanya sanggup tersenyum tanpa kata.
"Insya Allah akan ada rizkinya, bunda doakan ayah ya"
Dan sekali lagi, saya membisu, menyusut air mata haru.
Beliau, selalu begitu.
Mengetahui pinta yang tak terkata, lalu dalam diam menyiapkan.
Dan saya, selalu sama.
Merasa memiliki sebelah sayap untuk memetik segala mimpi.
Saya tahu benar, angka angka nanti yang akan berbicara.
Namun saya tahu bahwa suami saya pun benar, ada Yang Maha Kaya sebagai tumpuan segala doa.
sholehah itu..
sholehah itu proses, sayang..
itu ikhtiar dan doa
demikian kata seorang saudari saya tercinta.
Adem terdengar di telinga.
Apalagi bagi saya, yang demikian lama berkutat pada asumsi bahwa 'sholihah itu hanya akan menjadi milik anda, kalian, atau mereka, namun yang pasti bukan saya'
sholehah itu proses, sayang..
Maka selalu ada kesempatan bagi yang pernah salah, terlalu lelah, merasa payah bahkan hampir menyerah untuk mengupayakan sholehah, dengan terus menerus berbenah.
Sebab Allah Maha Pengampun, bahkan ketika hambanya datang dengan dosa sebanyak buih di lautan.
itu ikhtiar dan doa
Maka hidayah tidak begitu saja turun dari langit.
Maka iman itu perlu dipupuk dan dipelihara.
Maka menyibukkan diri dengan kebaikan itu adalah keutamaan.
Dan sebagai gongnya, pinta akan kemurahan kasih sayangNya adalah mutlak.
sholehah itu proses, sayang..
itu ikhtiar dan doa
Ya Rabbi
perkenankan ramadhan ini menjadi saat hamba memperbaiki diri, mengoptimalkan ikhtiar dan doa
dan perkenankan keberkahan bulan mulia ini mematri, hingga istiqomah menjadi hal yang lebih mudah dan terasa indah.
masih anak singkong
Rasanya sudah lama cita cita bersekolah tinggi tinggi sekadar menjadi ingin yang tak pernah diakui.
Menjadi benih yang sengaja dibusukkan hingga tak mungkin menyapa matahari.
Namun ada satu dua waktu dimana dia merasa ilmu adalah satu satunya harapan.
Satu syarat yang kata banyak orang menjanjikan gemilang hari depan.
Dan dia percaya.
Maka benih busuk itu dibujuknya untuk tidak takluk.
Berupaya senti demi senti untuk menjauhi garis pemisah hidup dan mati.
Sekali lagi, ilmu menjadi kekasih semu.
sekadar sandang untuk tujuan yang lebih besar, meski tidak lebih mulia.
dia perlu ilmu untuk mengecat masa depan yang telanjur diramal kelabu.
tidak hanya baginya, lebih lebih bagi dua adik yang saat itu masih belum sepenuhnya mengerti.
Karena kasih sayang Sang Pemilik Ilmu,meski terkhianati, ilmu memperlakukannya selayak kekasih sejati.
Meski berliku, tapak anak tangga dia tapaki satu demi satu.
Semburat semburat mulai berhimpun dan membiaskan rupa warna.
Sudahkah paripurna syukurmu, hei anak singkong?
anak singkong
"hei, anak singkong, lihat sepupumu yang sangat pintar itu. Jalan jalan ke Jakarta bertemu Pak Presiden. Pulang dengan uang saku penuh dan koper sesak berisi cinderamata.
Bagimu, cukuplah sebuah stiker gagah berbentuk lingkaran berwarna merah putih bertuliskan Gelantara, Gelar Nusantara Anak Indonesia."
Hari hari sesudahnya adalah membaca.
Mencuri setiap keping prestasi yang masih bisa diraih lengan mungilnya.
Memungut tiap remah ilmu,
diam diam menyemai asa tiba waktunya dia tak kan dipandang dengan hanya sebelah mata.
Ilmu hanyalah kekasih sementara masa.
Tak benar benar ia pedulikan, tak benar benar ia rindukan.
Cinta sejatinya tidak disana.
Yang dia inginkan adalah Pengakuan.
Bahwa anak singkong pun bisa melakukan hal yang besar.
Bahwa anak singkong pun bisa memperoleh kehormatan.
Pengakuan,
bahwa dia bisa,lebih pintar dari sepupunya.
Pembuktian, menjadi bara yang terus menyalakan langkah.
Memaksa menyeret tapak kaki untuk terus mendulang tak berhenti.
Letih.
Dan ketika pada akhirnya pengakuan dunia itu tiba,
ia dan hatinya telah mati rasa.
maafkan bunda, sayang
membuatmu menangis hari ini
bukan karenamu, tentu
sejenak, bunda kehilangan Kelapangan hati
Maafkan bunda, sayang
tak kuasa menjadi dewasa
luput mengenali ketahanan diri
gagal mengendalikan perasaan
Semoga senyummu akan tetap menjadi sambutan bunda pulang
mari bersulang ^^
Iseng pengen ngelist minuman favoritnya fayyadh
1. Sari jeruk
Maksud bunda, jeruk diperas diambil airnya, lalu diminum. Ini adalah minuman terfavorit fayyadh. Konsisten sejak berusia 8 bulan sampai sekarang. Mulai dikenalkan ketika fayyadh mogok minum ASIP sementara bunda harus bekerja. Alhamdulillah bunda masih bisa pulang setiap jam istirahat, namun untuk pengganti ASIP selama ditinggal dari jam 07.30-12.00 dan 14.00-17.00 bunda terpaksa memberikan sari jeruk ini. Dan keterusan sampai sekarang.
2. Jus
Paling doyan wortel. Memang paling juara si wortel ini, dijus, jadi bagian sup, bahkan digigit gigit langsung setelah dicuci dan dikupas.
3. Smoothie
Kalo yang ini hampir semua buah fayyadh suka. Tapi sampai saat ini, jawaranya adalah mangga.
4. Yoghurt
Awal mula dikenalkan pada yoghurt, fayyadh sempat ogah ogahan. Namun bunda keukeuh mencoba berbagai merk hingga menemukan yoghurt plain yang sesuai selera fayyadh. Alhamdulillah ketemu biokul.Sekarang setengah cup kecil yoghurt fayyadh habiskan dalam sekali duduk.
5. Susu
Sejak setahun lebih sedikit, bunda udah gak sabar mau ngenalin UHT ke Fayyadh. Namun gayung tak bersambut, antusiasme bunda terbentur fakta bahwa fayyadh bernasib sama seperti emaknya, kurang suka susu.
Awalnya bunda uji coba segala merk dan rasa yang ada di hypermart. Dimulai dari yang plain, merk greenfield, ultra, satu dua seruput masih mau, tapi sesudahnya, ditinggal begitu saja. Dengan asas trial and error, bunda memberanikan diri mengenalkan UHT dengan berbagai rasa, mulai coklat,strawberry, cheese. Hasilnya sama, hanya satu dua seruput dan kemudian ditinggalkan. Alhamdulillah, bunda menemukan greenfield pausterisasi. Untuk yang satu ini fayyadh cukup banyak meminumnya. meskipun ukuran banyak bagi fayyadh mungkin termasuk sangat sedikit bagi anak sepantarannya, sekali minum, kurang lebih 75ml, dalam sehari paling banter 3kali minum susu. Bagi bunda itu sudah cukup menentramkan.
Tiga Kesadaran
Kamis itu (28/6) saya kembali menjadi sang penangkap cahaya bersenjata kamera. Sepanjang acara pelatihan menulis, pandangan saya lebih banyak liar menyisir momen yang apik untuk dilukis dengan cahaya. Mata terus membidik, tapi telinga saya buka lebar-lebar. Sayang rasanya melewatkan suguhan duo pembicara hebat, Imazahra dan Gol A Gong. Saya juga ingin paham, sedikit pun boleh.
Dari berjam-jam sesi di pelatihan menulis itu, setidaknya saya menangkap tiga sampaian yang mengelitik. Semoga dengan dituliskan dan diceritakan makin melekat kuat-kuat. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya, begitu kata orang-orang. Meski saya bukan tipikal orang yang suka mencatat, biar deh sekali ini jadi anomali, haha.
Pertama. "Saya pernah lihat satu anak kecil pemulung plastik bekas. Selidik punya selidik, ia melakukannya untuk melanjutkan sekolah. Saya buat satu novel terinspirasi dari kisah anak pemulung ini. Dengan royalti dari novel itu saya biayai sekolahnya." Mas Gong berkisah. "Itulah da'wah bil qalam." simpulnya. Saya mendadak tercenung. Kemudian ada satu kesadaran terlintas cepat di benak saya: dakwah itu kebermanfaatan. Selalu ada manfaat yang dicita-citakan, karenanya dakwah diupayakan. Maka dari setiap detil pernak-pernik usaha dalam dakwah yang saya (niat) lakukan, apa sudah ada manusia-manusia yang makin baik kualitas hidupnya? Satu hal lagi untuk direnungkan.
Kedua. "Banyak hal membutuhkan kemampuan menulis." kata Mbak Ima. Saya senyum-senyum sendiri di tempat. Ya iyalah di tempat, ngapain sambil lari-lari. Memori tentang satu mimpi itu kembali. Seperti kejadian dramatis di film-film, saya yang sedang lupa ingatan terbentur keras di bagian kepala dilabrak perkataan Mbak Ima dan tiba-tiba: Hei! Saya sudah ingat semuanya!. Haha, pemicu yang tepat. Dulu, karena tidak mahir urusan tulis-menulis, saya pernah mempetieskan satu mimpi. Usai acara pelatihan menulis, mimpi itu kini perlahan menghangat. Terima kasih Mbak Ima.
Ketiga. Riset, kata Mas Gong, sangat penting dalam tahap pra menulis. Saya langsung angguk-angguk setuju. Zaman ngampus, saya pernah riset kecil-kecilan untuk cipta cerita. Dan hasil riset itu memberi otak saya detil data dan informasi, benar-benar membuka wawasan. Saya menjadi lebih siap untuk menulis dibanding sebelum melakukan riset. Saya simpan dulu cerita tentang ini untuk tulisan lain, hehe.
Kamis itu, selain lukisan cahaya yang tersimpan dalam bit-bit di memori kamera, saya membawa pulang tiga kesadaran yang mencerahkan. Yang hari ini sudah saya ceritakan kepada kalian, dan di hari lain saya pastikan kalian akan melihat progresnya. InsyaAllah.
Semoga bermanfaat.
---------------------
ditulis dalam rangka PR dari Mbak Ima di salah grup belajar menulis di facebook.
sajak matahari
sekali waktu
Sekali waktu, air mata menjadi satu satunya bahasa
Setelah segala gelembung kata berbusa raib dalam kejap mata
tidak sepenuhnya bisa dimengerti
Tapi
sekali waktu,
hanya rerintik cantik yang mampu gemulai berlagu
Bunda no.2
Salah satu hal yang saya dan suami takutkan terkait keterpisahan jarak antara kami adalah,
Sebuah skenario ketika sang ayah terpaksa harus mengalami momen tidak menyenangkan sebab si anak tidak mengenali sosoknya yang berdiri persis di depan si bocah setelah menempuh perjalanan jauh demi melunasi rindu sekian lama tak bertemu.
Tapi alhamdulillah, ayah tidak pernah harus mengalami fase ini.
Setiap kali ayahnya pulang, hanya perlu memanggil dengan suara dan nada khas yang biasa didengar fayyadh tiga kali sehari,
dan si bocah langsung membulatkan pandang, lalu merentangkan tangan.
Sesudah itu?
tentu saja bunda harus cukup puas menjadi si nomor dua.
Mandi sama ayah, maen jelas lebih seru ditemenin ayah, makan lebih lahap karena bareng ayah, baca buku cerita pun mending milih sama ayah padahal ayahnya gak telaten bacain ceritanya dan main bolak balik halaman bukunya aja
Bunda hanya diingat menjelang lelap.
Untuk dipunggungi dan sejenak kemudian ditinggal bermimpi (bahkan mungkin mimpinya pun tentang dia dan ayah)
Cemburu?
Ah, bunda terlalu sibuk merasa bahagia.
Dan bunda pun sepenuhnya mengerti, fayyadh tidak bertemu ayah setiap hari.
Jadi, selagi ada sang idola, bunda tersingkir untuk sementara.
Gakpapa, bunda kan jadi bisa duduk-duduk cantik sambil nonton infotainment ketika ayah dan fans beratnya sedang sibuk dengan dunia mereka.
bahagia Juni ini :
adalah sarapan kesiangan dengan bihun yang lupa diberi garam
adalah menonton Indonesian idol dan turut mengomentari ngalor ngidul
adalah berburu kaos murah dengan gambar yang tidak merusak pemandangan
adalah berkutat memperbaiki keran air mesin cuci meski tetap tidak berhasil
adalah memenuhi troli belanja lalu menggerutu karena ketinggalan kartu member sehingga kehilangan potongan harga
bahagia bulan ini adalah
mengalami segala peristiwa keseharian,
dengan segala rupa ketidaksempurnaan
Pulang di Bulan Juni
Alhamdulillah, seperti yang Bunda kabarkan di sini, Ayah akhirnya punya kesempatan pulang lagi. Nasib pegawai yang cutinya sudah habis, kali ini cuma mengandalkan izin dua hari dari Pak Kepala Kantor. Alhamdulillah dimudahkan saat meminta izin. Mafhum dan maklum kali ya sama pasangan yang LDR-an. Terima kasih ya Pak.
Setelah 6 jam perjalanan kereta api Rantauprapat-Medan, dua hari berjibaku sampai terkantuk-kantuk mengikuti sosialisasi peraturan PPh terbaru, 2 jam perjalanan pesawat Medan-Jakarta, menggelandang semalaman di emperan Bandara Soetta, 1 jam perjalanan pesawat Jakarta-Bengkulu, akhirnya bisa bertemu Bunda dan Fayyadh lagi setelah dua bulan lewat! Alhamdulillah. Bunda menyambut dengan senyum hangat, sayang Fayyadh sedang lelap. Ooo tidak bisa, Ayah bangunin deh Fayyadh, haha.
Kalau sudah lama tak bersua seperti ini, hal-hal kecil dan sederhana rasanya benar-benar syahdu. Makan di luar, belanja bareng, menemani si kecil bermain bersama anak-anak satu komplek, berkunjung ke rumah Mbah Bengkulu, bahkan ngumpul bertiga tanpa melakukan apa-apa pun terasa begitu menentramkan. Baru terasa rasanya berkeluarga. Benar sekali jika cinta jiwa itu harus bertemu dengan cinta fisik. Harus, karena itulah yang menentramkan.
Mumpung di rumah dan mumpung ada gadget kamera, jeprat-jepret trus. Pas di rumah, di pusat perbelanjaan, di tempat makan, di pantai. Memang ini salah satu misi pulang kali ini. Punya tangkapan memori berupa foto. Untuk dilihat-lihat kembali saat berada jauh dari rumah.
Pulang selama 4 hari itu sangat amat kurang.
Ah, ingin kumpul lagi. Terserah dimana, di Bengkulu, di Rantauprapat, di Jogja juga boleh. :D
Sebelum nantinya berkumpul di surga, aamiin.
Nggaya. |
Mamam bihun buatan Bunda. |
Tampang kecapean. |
Main di jalan bebatuan depan rumah. Gak mau beranjak dari sana. |
Mamam kentang goreng. Suka nih. |
Cakeeep :D |
Main pasir bareng. |
Nyanset with ndeprok di pantai. |
Walaupun agak kurang fokus, gapapa, suka banget sama ini. |