kuadukan pada ombak
: ajal tak pernah tertebak
sekedip mata henti detak
raga pergi, kenangan terpaku mati
air mata surut, luka tak henti denyut
Ibu,
ternyata tanpamu
kian riuh monolog bisu
kuadukan pada ombak
: ajal tak pernah tertebak
sekedip mata henti detak
raga pergi, kenangan terpaku mati
air mata surut, luka tak henti denyut
Ibu,
ternyata tanpamu
kian riuh monolog bisu
mencipta antara
memuaikan gelembung rasa
kali ini aku membutuhkan lebih banyak ruang
himpit sesak mendesak lapang
pulang
sebab aku tak ingin engkau sekadar merasa cukup,
aku ingin kelak engkau merasa besar hati.